Pages

Apa itu Assassin's Creed

Rabu, 22 Februari 2012

Pendahuluan
Game action yang mengisahkan seorang pembunuh dalam mencari target utama lalu membunuhnya dengan berbagai cara, adalah suatu keasyikan tersendiri, apalagi jika dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Assasin Creed juga bertema seperti itu, keunikannya daripada game action stealth lainnya ialah, settingnya di jaman Crusade War. Tepatnya di sekitar kota Jerusalem pada abad ke-12 masehi. Mode gameplaynya semi open ended dan alur cerita yang semi non linear. Dipadu dengan mode 3rd ps view serta dibumbui dengan banyaknya unsur-unsur teori konspirasi di masa depan, yakni tahun 2012 masehi, membuat game ini terasa campur aduk. Apa kaitannya antara masa depan dengan masa lalu???

Ceritanya
Alkisah, Desmond, seorang bartender biasa di tahun 2012, tiba-tiba diculik oleh sekelompok orang dari perkumpulan Abstergo. Desmond dibawa ke sebuah gedung rahasia, dimana ia bertemu dengan seorang profesor dan asistennya yang menginginkan membuka memorinya demi sebuah misi untuk mencari benda-benda keramat yang tersebar di dunia ini. Kedua orang tersebut percaya bahwa kunci dari pencarian itu berada di dalam otak si Desmond, oleh sebab itu mereka berdua membaringkan Desmond ke sebuah mesin khusus, bernama Animus.

Mesin ini berfungsi mengambil DNA memori si Desmond yang berisi tentang masa lampau dari kakek moyangnya. Leluhurnya itu bernama Altair, seorang anggota dari sebuah organisasi pembunuh bayaran ternama, Hashishin. Ia hidup di abad ke-12 di sekitar kota Jerusalem, pada era Perang Salib. Sehingga Desmond bisa berkelana ke masa lalu, dengan memerankan sang pembunuh bayaran, kakeknya sendiri. Semuanya dilakukan demi menyelidiki apa sesungguhnya benda keramat yang dicari-cari itu. Mengapa disebut benda keramat????

Gameplay-nya
Awal mula bermain, gamer masih berperan sebagai Desmond di masa depan, ia lalu berbaring diatas mesin ANimus, lalu dalam sekian menit gamer akan kembali ke jaman Perang Salib di abad ke-12. Desmond kini berperan sebagai Altair, kakek moyangnya, bekerja sebagai agen pembunuh pada sebuah organisasi tak misterius dan ternama. Altair, digambarkan sebagai seorang pria Arab berkerudung dan berjubah serba putih, lengkap dengan bersenjatakan tinju tangan kosong, pedang panjang, pedang pendek, pisau tersembunyi di lengan dan pisau-pisau kecil untuk dilemparkan ke arah musuh.

Pada level prolog, Altair gagal dalam tugas pertamanya sebagai pembunuh bayaran dan teman kerjanya tewas dan terluka berat, serta markas besar organisasinya yang terletak di pinggiran kota Masyaf yang ramai diserbu oleh musuh. Ia lalu diadili oleh Mualim, bos organisasinya, dieksekusi mati di depan teman-temannya. Tapi entah bagaimana ceritanya, pada level berikutnya Altair "dihidupkan" kembali oleh Mualim, semua senjata dan keahliannya dalam berakrobatik hilang semuanya.

Demi memulihkan nama baiknya dan menerima kembali senjata-senjata miliknya beserta keahlian akrobatiknya, ia diserahi tugas baru dari organisasi. Altair mulai dari awal karir lagi sebagai seorang pembunuh. Tugas barunya awalnya mudah lalu beranjak sedikit demi sedikit semakin sulit. Hadiah dari setiap keberhasilan tugas barunya Altair, keahliannya berakrobat, senjata-senjata miliknya akan kembali satu demi satu juga.

Mualim memerintahkan Altair untuk membunuh sembilan Pejabat elit Pasukan Templar, karena mereka dituduh akan merusak stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat selama Perang Salib berlangsung. Pekerjaan Altair dalam mendekati target-target utamanya tak bisa langsung begitu saja. Ia harus menyelidiki sendiri kapan dan dimana sang target utama itu berada di ruang dan waktu yang pas untuk dibunuh.

Penyelidikan ala Altair harus dilakukan sembunyi-sembunyi tanpa terdeteksi sama sekali, aksinya itu berupa;
- Menguping pembicaraan orang-orang yang berada di lingkaran dalam sang target utama. Altair harus duduk di sebuah bangku terdekat untuk bisa mndengarkan pembicaraan tersebut.
- Menginterogasi orang yang kenal dekat dengan sang target utama, Altair harus mengikutinya sepanjang jalan, begitu berada di tempat yang sepi dari polisi {tentara yang mondar mandir di kota}. Ia akan terus memukuli sang korban hingga mengaku.
- Mencopet dokumen rahasia yang dibawa oleh orang yang berhubungan dekat dengan sang target utama. Altair harus diam-diam mndekatinya lalu mencopetnya dalam waktu singkat.

Mencari tambahan info bisa juga dilakukan oleh Altair dengan menyelesaikan side-side quest yang diberikan agen-agen koleganya yang berada di kota. Para agen lapangan itu hanya ada di tempat-tempat tertentu saja. Menamatkan atau tidak side-side quest tersebut tak berpengaruh besar pada quest utamanya Altair, membunuh sang target utama.


Kota-kota yang ada di Assasin Creed berupa Masyaf, Outside Masyaf, Jerusalem, Damaskus dan Acre. Semua kota-kota yang ada itu termasuk luas bagaikan ukuran kota yang sebenarnya, dimasa lalu. Tugas barunya Altair, membunuh 2 orang pejabat Templar yang kejam, yang satu berada di Damaskus dan yang satunya lagi berada di Jerusalem. Altair berangkat dari Masyaf, sebuah kota kecil yang ramai oleh penduduknya yang berlalu lalang dan menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Alat transportasinya berupa kuda, yang bisa dipakai hanya di luar kota saja, jika mau masuk kota kudanya ditinggal di luar kota.

Altair bebas memilih mau pergi kemana saja, apakah ke Damaskus dulu atau Jerusalem dulu. Setiap masuk ke wilayah baru, Altair wajib hukumnya untuk memanjat ke puncak tertinggi suatu bangunan khusus, yang terlihat dalam Minimap berupa lambang elang. Gamer bisa juga melihat secara manual, di puncak bangunan tinggi akan ada seekor elang yang sedang memutarinya. Gunanya gamer naik keatas puncak adalah demi melihat keseluruhan wilayah yang akan dieksplorasinya. Selain itu akan memunculkan quest-quest baru yang akan membantu penyelidikannya Altair. Di setiap wilayah kota, pasti akan muncul side quest unik, mengumpulkan semua koleksi bendera dari lambang tertentu yang tersebar di penjuru kota. Bonusnya jika sukses meng-koleksi semua bendera yang jumlahnya buanyak itu???? TAKADA!!!! Fungsinya hanya untuk checkpoint aja.

Kota Damaskus, Jerusalem, dan Acre, selalu ada satu Kantor Cabang beserta seorang Supervisor dari organisasinya Altair juga. Ketiga kota tersebut sangat luas, dan akan terbagai dalam 3-4 sub-wilayah, dimana wilayah-wilayah baru itu akan terbuka seiring perkembangan cerita. Altair bebas menjelajahi setiap sudut kota, apakah itu sambil berjalan-jalan, berlari atau berlompatan diatas atap bangunan-bangunan yang ada. Namun ia harus waspada agar gerak geriknya itu tak mengundang polisi atau tentara setenpat, ada meteran wanted di system HUD Assasin Creed. Ia juga dilarang membunuh warga sipil tak berdosa, jika dipaksa membunuh, meteran health-nya akan berkurang dan akan kembali penuh dalam sekian menit kemudian jika ia berdiam diri. Yup, menyerupai system health ala game COD 4 n GOW.

Kota-kota itu dipenuhi oleh penduduk yang sibuk beraktivitas macam-macam, ada polisi-polisi yang terus mondar mandir sebagai petugas Kamtibmas, ada pula polisi yang diam lagi berjaga di tempat-tempat tertentu. Di kota, ada preman lalu lalang, jika dihabisi gamer akan mendapatkan tambahan senjata pisau-pisau kecil. Di ketiga kota tersebut pasti memiliki quest menyelamatkan orang miskin dari gangguan polisi. Altair harus mengalahkan semua polisi pengganggu tersebut dengan berbagai cara. Bonusnya jika berhasil, berupa Altair bisa menyamar menjadi seorang pelajar untuk mengelabui tentara atau polisi. Bonus satunya lagi, jika ia dikejar-kejar oleh polisi, akan ada sekelompok lelaki yang akan menghalangi para polisi tersebut. Meteran wanted level itu akan hilang jika Altair membunuh para polisi tersebut atau ia bersembunyi di tempat-tempat yang telah ditentukan.

Pihak Ubisoft, umumnya termasuk developer yang perhatian dalam mengolah kontrol yang baik, dari sebuah game konsol ke game PC. Assasin Creed dengan pandangan pihak ketiga ini, menerapkan transformasi kontrol pergerakan Altair untuk PC dengan baik, termasuk kemampuannya memanjat dinding, tangga, berlompatan diatas bangunan-bangunan rumah yang ada, berlari cepat, mengendarai kuda.

Adanya jurus-jurus kombo dalam pertarungan senjata tajam yang agak menyulitkan gamer PC. Mengapa Ubisoft tidak membuat sebuah tombol untuk jalan pintas dalam menggunakan kombo-kombo yang ada??? agar lebih memudahkan gamer PC dalam bertarung jarak dekat dengan musuh. Kontrolnya dalam bertarung agak tak ramah terhadap kibord PC.

Sehebat apapun Altair dalam membunuh para petinggi pasukan Templar itu dengan berbagai cara, baik itu dengan cara stealth atau secara terang-terangan, ternyata ia masih memiliki rasa moralitas yang tinggi. Terbukti, setiap kali sehabis membunuh sang target utama, ia akan mengobrol-obrol dengan korbannya itu. Mengapa mereka melakukan hal-hal kejam itu??? Alasan-alasan omong kosong dari sang korban..... terus membayangi pemikiran Altair. Yup, di tengah-tengah situasi super genting, Altair mengobrol dengan korban-korbannya. Parahnya, oleh developer game ini, setiap percakapan yang ada tak dikasih teks subtitle apalagi adegan obrolan tersebut, dimanapun, kapanpun dan siapapun.... Tak bisa dilewatkan alias gamer harus mendengarkan percakapan monoton sepanjang waktu sampe selesai. Padahal game-game lainnya, terutama genre RPG, setiap adegan dialog bisa di-skip.

Altair itu seorang pembunuh yang amatiran, ia tak bisa berenang ketika dalam sebuah misi khusus yang setting pembunuhannya ada di sebuah dermaga, ia salah meloncat dan jatuh ke air, tenggelam dan mati. Ditambah save gamenya secara autosave atau checkpoint saja, tak ada save manual, gamer harus bersabar mengulangi dari awal save itu. Ciri Khas Altair yang slalu berkerudung dan berjubah putih sangat kontras dengan tugas utamanya yang berkaitan dengan Kematian seseorang. Pembunuhan itu kan pasti mengeluarkan darah, apalagi jika dilakukan secara terang-terangan, darah yang memuncrat pasti tambah banyak. Anehnya, bajunya yang putih itu selalu putih bersih, hanya pedangnya yang terkena noda darah. Seolah-olah, Altarir selalu membawa bubuk deterjen untuk selalu mencuci bajunya agar bersih selalu. Benar-benar 'its so UNCool'...........

Grafis
Detail arsitektur di kota-kota dalam Assasin Creed, benar-benar mengagumkan..... termasuk bangunan ternama dan sangat bersejarah di dunia, the Dome of Rock. Sayang tak bisa dimasuki. Hampir setiap bangunan bisa dipanjat oleh Altair, asalkan bangunan itu rendah, ada pijakan naik keatas atau ada tangga di dindingnya. Aktifitas para penduduk kota yang terasa real, sesuai di era Perang Salib abad ke-12. Keindahan bentuk kota, baik di dalam kota maupun diluar kotanya tersebut. Detailnya tajam, namun karakternya kurang keliatan tajam. Keindahana kota-kota ini sayangnya hanya terlihat di siang hari, gak ada namanya fitur saing-malam, oleh karena itulah, Si Altair selalu beraksi di siang hari.

Sound
Musiknya lumayan mengena di telinga. Suara dalam setiap adegan dialognya lumayan terdengar agak tak jelas, karakteristik suara dari tiap karakter juga tak jelas. Namun, detail kejernihan orang-orang yang mengobrol di jalanan umum di kota-kota, ataupun teriakan para polisi atau tentara trdengar jelas. Adegan pertarungannya lumayan sangat berisik.

Kesimpulan
Penulis lebih menyukai jika cerita konspirasinya itu hanya berpusat di abad ke-12 saja, atau di tahun 2012, bukannya malah mencampurkan jadi satu semacam gado-gado rasa baru dari teori konspirasi ala novelis Dan Brown dengan teori-teori yang lainnya.
Ketidaklogisan cerita semakin parah ketika gamer akan tahu yang sebenarnya.... apakah 'benda keramat' itu???

Ide dasar pembuatan game ini emang bagus, setting ruang dan waktu ala Trilogi POP digabungkan dengan Kwartet serial Sam Fisher beserta tema sang jagoan pembunuh ala seri the Hitman. Begitu diaplikasikan ke real game, hasilnya jadi campur sari, ada manis, asin, asem, pahit.... gak jelas.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Assassin's Hideout © 2011 | Designed by Bingo Cash, in collaboration with Modern Warfare 3, VPS Hosting and Compare Web Hosting